buku WAMY sumber fitnah
| Author:
Yang
perlu kita ketahui bahwa Syeikh Yusuf bin Ismail an Nabhani sangatlah
termasyhur namanya dikalangan ulama tradisional seperti Nahdhatul
Ulama. Karya-karya beliau seperti kitab Jawahirul Bihar, Jami'
Karomatul Awliya, Mukhtashar (ringkasan) Riyadhus Shalihin dan
sebagainya sangat familiar di lingkungan NU.
Buku Gerakan Keagamaan dan Pemikiran terbitan
WAMY atau buku WAMY awalnya beredar di Indonesia berbahasa arab. Namun
oleh penerbit Al-Ishlah Press diterjemahkan dalam dua jilid. Entah ada
motivasi apa dibalik penerbitan buku ini?! Buku tersebut berisi profil
berbagai gerakan keagamaan dan sosial politik berbentuk ensiklopedi
mini. 
Pada
edisi berikutnya hak terbit buku ini dipegang oleh PT. I'tisham Cahaya
Umat, penerbit Islam Reformis di wilayah jalan Pemuda Rawamangun,
tepatnya saat ini di seberang kampus A, Universitas Negeri Jakarta
(UNJ). Terbit dalam 1 jilid bahkan terakhir dibuat hardcover!
Ada
sinyalemen bahwasanya DR.Shadiq Amin, penulis buku Mencari Format
Gerakan Dakwah Ideal tak lain adalah Syeikh Abdullah Azzam seorang
mujahid dan mursyid IM Yordania. Dalam penuturannya beliau menyusun buku
tersebut dibawah tekanan penguasa saat itu. Oleh penguasa Yordania
buku tersebut disebarluaskan bahkan ditetapkan sebagai mata perkuliahan
Syariah di Universitas Yordania. Setelah kasus ini bergulir Syeikh
Abdullah Azzam langsung membuat kitab risalah (buku) sebagai klarifikasi
atas tulisan beliau. Namun oleh pemerintah Yordania buku tersebut
dilarang terbit. Hingga sekarang belum ada copian naskah atas buku
tersebut dan ironisnya di Indonesia buku Syeikh Azzam yang diilegalkan rezim Yordania justru menjadi bahan kajian bagi aktivis Tarbiyah/PKS.
Ya
Allah...berilah kelimpahan kasih sayang kepada Syeikh Abdullah
Azzam...dan berilah kami kekuatan untuk mengurai benang fitnah ini agar
silaturahim antar aktivis dakwah menjadi lancar kembali.
Di
lingkungan Tarbiyah, dalam lingkup Indonesia yang diwakili PKS, buku
WAMY juga dijadikan rujukan utama. Hal ini dapat kita lihat pada daftar
pustaka buku Materi Tarbiyah terbitan Media Insani yang menjadi bahan
kajian liqo mereka.
Dalam buku Ilusi Demokrasi karya Zaim Saidi (2007:24) mekanisme ini disebut sebagai tahapan Asimilasi dimana
telah bercampurnya tata hidup Islam dengan Kapitalisme. Artinya sistem
Kapitalisme yang dilegitimasi dengan dalil-dalil Quran dan Sunnah.
Maka jangan heran jika jargon-jargon aneh banyak terdengar seperti
Demokrasi Islami, Parlemen Islami, Perbankan Islami. Padahal Demokrasi, Parlemen, Perbankan sejatinya merupakan instrumen negara yang menganut Kapitalisme dan justru bertentangan sistem Islam yang menggunakan mekanisme Syura dalam pengambilan keputusan, Khilafah dalam pemerintahan dan Dinar/Dirham dalam menjalankan perekonomian.
1. Fiqih Jihad berisi
tentang pemaknaan Jihad sebagai perang defensif (mempertahankan diri).
Artinya Jihad dilakukan ketika datang serangan dari musuh. Ini sangat
bertentangan dengan Jihad yang sebenarnya adalah kebijakan luar negeri
Negara Islam dalam penaklukan kepada negara yang belum menerima dakwah
Islam. Justru lebih bersifat ofensif terhadap musuh. Apakah ini dalih
agar Islam tidak dicap sebagai terroris oleh Kapitalis.

2. Fiqih Daulah/Negara berisi
tentang mekanisme mengelola negara dengan sistem demokrasi seraya
mencari dalil-dalil pembenaran dalam beraktivitas di parlemen. Argumen
yang dipakai yaitu kisah Nabi Yusuf as menjadi bendahara raja Firaun.
Seharusnya Syariat Nabi terdahulu telah kadaluarsa dan disempurnakan
oleh Syariat Nabi terakhir yaitu Syariat Islam. Imam Al Mawardi dalam Ahkamus Sulthaniyah
justru menentang cara pandang ini karena Nabi Yusuf as menjabat pada
bagian struktural (bendahara kerajaan) bukan fungsional yang membuat
hukum-hukum kerajaan. Adapun parlemen demokrasi adalah membuat
hukum-hukum baru yang menyamakan manusia dengan Tuhan! Di sisi lain
Fiqih ini juga membahas keterlibatan kaum wanita dalam parlemen/majelis
syura.
3. Fiqih Minoritas membahas
tentang kebolehan seorang muslim tidak menampakkan keislaman di negara
kafir dan mengikuti budaya kafir. Contohnya kebolehan muslim menjadi
tentara negara kafir demi pertahanan kemerdekaan. Apakah lebih baik
menampakkan keIslaman daripada bersikap Taqiyah ala Rafidhah seperti
ini?!
4. Fiqih Prioritas
membahas tentang keutamaan mengambil maslahat yang lebih besar
diantara dua prioritas persoalan kehidupan. Menjadikan 'illat atau
motivasi dibalik perintah sebagai sandaran melakukan perbuatan, baik
dalam ibadah maupun muamalah. Seharusnya 'illat ada pada muamalah dan
hukum! Juga menjadikan pola pikir "dimana ada maslahat disitu ada
syariat", sebuah metode berfikir Kapitalis dalam mencari keuntungan.
Justru yang benar adalah: Dimana ada Syariat disitulah maslahat.
Pernyataan
ini sangat sensitif dan tendensius, karena seperti yang telah
dijelaskan oleh para aktivis HT bahwa orientasi HT bersama umat Islam
adalah melanjutkan kehidupan Islam. Mengapa? Karena
sistem kehidupan sekarang tidak berdasarkan Syariat melainkan mengejar
Maslahat/Manfaat sebanyak mungkin seperti Kapitalisme yang diterapkan di
dunia ini.
Ketika
terbit surat keputusan pelarangan jamaah Ikhwanul Muslimin pada
tanggal 8 Desembar 1948 (pada masa an-Naqrasyi, yang diikuti dengan
berbagai macam ujian, penyiksaan dan lain-lain), pada saat itu,
datanglah sekelompok pemuda kepada Imam asy-Syahid (Hasan Al-Banna)
untuk meminta izin melakukan perlawanan sesuai dengan kemampuan mereka.
Setelah
itu, Imam asy-Syahid berkata, "Sesungguhnya, kita memainkan peranan
yang sama dengan para pemimpin itu. Bahkan, kita lebih peduli dengan
masa depan dan kehormatan bangsa kita. Karenanya, bersabarlah menghadapi
musibah dan cobaan ini. Serahkan diri kalian kepada mereka
untuk membunuh dan melakukan apa saja yang mereka inginkan demi masa
depan bangsa kalian dan dalam rangka mempertahankan kesatuan dan
kemerdekaannya."
"Adapun
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki dengan predikatnya
sebagai laki-laki seiring dengan karakter kemanusiaannya, atau yang
dilakukan oleh perempuan dengan predikatnya sebagai perempuan seiring
dengan karakter kemanusiaannya, maka sungguh syara' telah memisahkannya
di antara keduanya dan membedakannya terkait dengan masing-masing dari
keduanya, baik ditinjau dari sisi wajib, haram, makruh, mandub
(sunnah), atau pun mubah. Dari sinilah, kita menemukan bahwa
pemerintahan dan kekuasaan telah ditetapkan oleh syariah sebagai hak
laki-laki dan bukan bagi perempuan. Sebaliknya, pengasuhan
anak baik anak laki-laki atau anak perempuan ditetapkan sebagai hak
kaum wanita saja, dan bukan hak kaum pria. Karena itu, merupakan
keniscayaan untuk menyerahkan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan
perempuan dengan predikatnya sebagai perempuan kepada kaum wanita."
Kitab
rujukan HT, Struktur Negara Khilafah, yang membahas masalah ini
menyatakan pada bab Amirul Jihad hal. 143 paragraf keempat:
Beberapa
dari kitab HT membahas tentang akhlak secara terperinci bisa dibaca di
buku Peraturan Hidup dalam Islam bab Akhlak dalam Pandangan Islam.
Inti pembahasannya adalah bahwa akhlak adalah bagian dari Syariah Islam
dan merupakan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak
diperbolehkan mengutamakan tema akhlak dalam berdakwah namun
aturan-aturan Allah Subhanahu wa Ta'ala diabaikan. Karena masyarakat
bukan terbentuk dari adanya akhlak melainkan adanya pemikiran, perasaan
dan aturan yang ada pada masyarakat tersebut. Adapun berakhlak tanpa
menjadikan Syariat sebagai pedoman hidup akan membuat orang yang
meng-opinikannya cenderung munafik dan oportunis. Maslahat-lah yang
menjadi tujuan bukan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Mengenai kerohanian, HT telah mengeluarkan kitab yang berjudul Nafsiyah Islamiyah.
Pembahasannya seputar keutamaan Benci dan Cinta karena Allah Subhanahu
wa Ta'ala, Bersegera melaksanakan Syariah, Keutamaan Shalat Berjamaah
di awal waktu dan lain-lain.
Bahkan
jauh sebelum HT terbentuk, Syeikh Yusuf An-Nabhani, kakek Taqiyuddin
An-Nabhani, telah menyusun kitab Ringkasan Riyadhus Shalihin karya Imam
An-Nawawi yang berisi tuntunan ibadah dan akhlak. Kitab tersebut telah
diterbitkan oleh penerbit Irsyad Baitus Salam dan sangat laris
penjualannya di masyarakat. Jadi sangat tidak berdasar dan tendensius
mengenai tuduhan yang menyatakan HT mengabaikan kerohanian.
Ketua persatuan ulama Muslim internasional, Syekh Yusuf al-Qardhawi, menyatakan
pemikiran takfir (pengkafiran pada muslim lain) dalam kitab-kitab
Sayyid Quthb sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam Ahlussunnah wal
Jamaah yang dianut mayoritas umat Islam di dunia. Pemikiran ini,
tambah Qardhawi, juga tidak mencerminkan pemikiran gerakan al-Ikhwan
al-Muslimin, karena pemikiran takfir sama sekali tidak selaras dengan
pemikiran Ikhwan al-Muslimin.
Sejak mencuatnya kasus majalah Sabili
(ed.21 Th. XVII 13 Mei 2010/ 28 Jumadil Awal 1431 H), perhatian kita
tercuri dengan artikel berjudul Menguak Hizbut Tahrir. Tepatnya di
rubrik Alam Islami dimuat profil Hizbut Tahrir (HT) sebanyak 8 halaman
di hal.50-57. HT adalah Partai yang didirikan di Palestina oleh
Taqiyuddin An Nabhani sebagai cucu dari ulama terkemuka Syeikh Yusuf bin
Ismail an Nabhani dipaparkan panjang lebar.
Namun
apa yang dimuat Sabili dalam membahas HT sangatlah tidak objektif.
Sabili mengatakan bahwa HT mengeluarkan fatwa-fatwa dan menentukan
hukum-hukum fiqih yang kontroversial bahkan "asing bagi tradisi fiqih dan rasa keislaman". Isi dari pembahasannya sama sekali bertolak belakang dengan realitas yang ada pada HT seperti tuduhan:
1. HT membolehkan berciuman dengan wanita asing baik dengan nafsu atau tidak
2. Cita-cita HT hanya merebut kekuasaan.
3. Membolehkan anggota HT dan wanita menjadi anggota Majelis Syuro.
4. Orang kafir boleh menjadi panglima di sebuah negara Islam.
5. Boleh memandang gambar-gambar porno.
6. HT meremehkan aspek pendidikan dan kerohanian dan lebih menekankan aspek ideologi dan politis.
7. Orang-orang moderat banyak yang mendukung dakwah HT antara lain Sayyid Qutub ketika berkunjung ke Al-Aqsha pada 1953 sebagai tahun awal berdirinya HT.
8. dan masih banyak lagi.
2. Cita-cita HT hanya merebut kekuasaan.
3. Membolehkan anggota HT dan wanita menjadi anggota Majelis Syuro.
4. Orang kafir boleh menjadi panglima di sebuah negara Islam.
5. Boleh memandang gambar-gambar porno.
6. HT meremehkan aspek pendidikan dan kerohanian dan lebih menekankan aspek ideologi dan politis.
7. Orang-orang moderat banyak yang mendukung dakwah HT antara lain Sayyid Qutub ketika berkunjung ke Al-Aqsha pada 1953 sebagai tahun awal berdirinya HT.
8. dan masih banyak lagi.
Adapun
rujukan yang digunakan Sabili adalah buku yang berjudul Ensiklopedi
Gerakan Keagamaan dan Pemikiran dari lembaga World Assembly Moslem
Youth (WAMY). Di sebuah komunitas Facebook berjudul Bubarkan Hizbut
Tahrir Indonesia pada catatan kakinya juga menggunakan buku tersebut
sebagai rujukan utama.
Untuk lebih memperjelas tujuan penulisan artikel ini mari kita kupas satu persatu.
tampilan situs komunitas Bubarkan HTI
catatan kaki situs komunitas Bubarkan HTI pada no.1, 9 dan 10
Didalamnya membahas berbagai paham dan
pergerakan yang terkenal di era sekarang. Sayangnya ketika membahas
tentang gerakan seperti HT, Jamaah Tabligh (JT) dan organisasi Islam
lainnya sangat kental dengan informasi miring dan fitnah terlebih lagi
terhadap HT. Sedangkan Ikhwanul Muslimin (IM) digambarkan sebagai
gerakan paling mapan. Satu hal yang sangat berbanding terbalik jika
mencermati fatwa-fatwa konyol Yusuf Qardhawi– akan dibahas nanti -
sebagai pimpinan teras di IM saat sekarang.
Jauh sebelum buku WAMY ini
dikenal, ada dua buah buku yang menjadi sumber awal informasi miring
seputar HT, JT dan lainnya. Buku tersebut yaitu Thariq ila Jamaatul
Muslimin dan Ad-Dakwah Al-Islamiyah Faridhah Syar'iyyah wa Dlarurah
Basyriyyah yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan menjadi Menuju
Jamaatul Muslimin dan Mencari Format Gerakan Dakwah Ideal. Buku pertama
ditulis oleh Husein bin Muhammad bin Ali Jabir dan kedua ditulis oleh
DR Shadiq Amin.
Perlu
anda ketahui bahwa WAMY adalah lembaga bentukan kerajaan Saudi Arabia.
Tak jauh berbeda dengan rezim Yordania, rezim Saudi sangat bengis
sekali dalam menyiksa dan membunuh para aktivis dakwah yang kritis
terhadap kebijakan Saudi lantaran bersekutu terhadap diktator
Kapitalisme, Amerika Serikat (AS). Terlebih lagi kepada mereka yang
menyuarakan penegakan Khilafah Islamiyah. Mengapa? Karena Saudi takut
singgasananya akan ditundukkan dibawah sistem Syariat Islam dan hingga
sekarang pun negara ini tak peduli terhadap nasib saudaranya di
Palestina dalam invasi abadi rezim Zionisme apalagi di negara lainnya.
Alih-alih menolong Palestina, Saudi justru bekerjasama secara ekonomi
dengan AS dalam pembagian ladang minyak.
Banyak
juga aktivis Tarbiyah/PKS di negeri ini merupakan jebolan
lembaga-lembaga bentukan Saudi Arabia. Diantaranya adalah LIPIA
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) dengan menyandang gelar Lc
dibelakang namanya setelah menamatkan pendidikan disana.
Maka
jangan heran ketika tragedi Palestina tengah bergolak di Gaza maupun
Tepi Barat, ribuan massa PKS melakukan aksi kemanusiaan hanya di depan
Kedubes AS. Tetapi Kedubes-kedubes yang mewakili Timur Tengah yang
notabene 'tetangga' Palestina tak pernah dilakukan. Tanggapan sinis pun
muncul seraya mengomentari aksi tersebut seperti di situs INILAH.com:
Lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini:
'Gaya Demo PKS Usang'
02/01/2009 - 16:08
Dewi Adhitya S Koesno
Dewi Adhitya S Koesno
INILAH.COM,
Jakarta - PKS mengerahkan sekitar 10 ribu massa ke bundaran HI untuk
mengecam Israel, namun gaya demonstrasi tersebut dinilai sebagai aksi
usang.
"Model
dukungan PKS agak usang. Kalau dilihat, pola PKS seperti itu saja sejak
dulu, tiga wilayah yang jadi sasaran, yaitu Kedubes AS, Istana Negara,
dan PBB, yang didemo itu-itu saja," ujar Pengamat Politik Ray Rangkuti
saat dihubungi INILAH.COM, Jumat (2/1).
Ray mengatakan, masalah Palestina memang selalu menjadi peluang PKS untuk modal kampanye. "Sekarang
yang terlihat PKS mau menggunakan isu palestina untuk kampanye, memang
masalah Palestina sudah isu PKS. Tapi kebetulan muncul kasus palestina
yang baru ini, memberi peluang PKS untuk blow up," tuturnya.
Kalau
PKS murni ingin mendukung Palestina dan tidak ingin dikatakan usang
ataupun cari muka, jelas Ray, seharusnya wilayah demo jangan hanya di
Kedubes AS, tapi juga ke Kedubes Arab Saudi, karena wilayah Palestina
merupakan wilayah muslim dan negara-negara Arab ikut bertanggung jawab
dalam masalah Palestina.
"Problem Palestina sekarang makin banyak,
sebenarnya Arab Saudi lebih bertanggungjawab. Tapi mereka (PKS) tidak
berteriaknya ke Arab Saudi ataupun ke negara-negara Arab, sekali-kali
harus mendorong demo ke Kedubes Arab Saudi, tapi problemnya itu tidak
dikerjakan PKS," tegasnya.
"Istana
juga jangan didemo, karena presiden kita sudah sangat dekat dengan isu
ini. Masalahnya kan hanya negara arab yang tidak mau teriak seperti
PKS, raja-raja unta harusnya juga memerhatikan," tambahnya.
Ketika
ditanya demo yang dilakukan PKS tersebut apakah melanggar UU Pemilu,
hal tersebut menurut Ray boleh dilakukan. "Menurut saya itu tidak
melanggar UU Pemilu, itu sah-sah saja, boleh saja," pungkasnya.
[tha/dil]
Majalah
Sabili pun menjadi bacaan khusus bagi kelompok PKS dan Tarbiyah.
Informasi yang termuat dalam Sabili banyak mengangkat seputar IM yang
-- katanya -- menjadi lokomotif perjuangan PKS maupun Tarbiyah di
negeri ini. Dengan mengusung wacana Modernisasi Islam, IM dan kelompok
Tarbiyah/PKS melakukan manuver pembaharuan Islam di segala bidang.
Reformasi atau Gerakan Ishlahiyah yang bertujuan untuk mengIslamkan
kehidupan Kapitalisme-Sekuler justru mengharuskan kelompok ini
mengawinkan tata cara hidup Islam dengan hedonisme kaum
Sekuler-Materialis.
Tokoh
yang paling terkenal menjalankan Reformasi atau Asimilasi Islam dengan
Kapitalisme yaitu Yusuf Qardhawi tokoh panutan di IM dan PKS/Tarbiyah.
Maka jangan heran jika dia banyak mengeluarkan bermacam kitab Fiqih
yang sebaliknya justru "terasa asing bagi tradisi Fiqih dan rasa keislaman" seperti yang dipaparkan Sabili dan WAMY.
Diantara kitab-kitab karangan beliau diantaranya adalah:
5. Fiqih Al Waqi
(Fakta/Realitas) berisi tentang pembahasan bagaimana seorang muslim
menyikapi realitas di lingkungan tempat dia hidup dan menyesuaikan diri
dengan aturan yang ada. Padahal seharusnya muslimlah yang harus
mengubah keadaan di lingkungannya bukan 'diwarnai' oleh realitas.
6. Fiqih Praktis
membahas tentang mencari kemudahan (rukhshah) beribadah dan muamalah
dengan meninggalkan metode ulama Salaf dan Khalaf sebagai rujukan.
7. Fiqih Zakat
membahas sisi-sisi persamaan zakat dengan pajak serta mekanismenya.
Juga mendefinisikan tentang zakat profesi dikarenakan realitas
masyarakat muslim mayoritas bekerja dengan upah bulanan. Sebuah inovasi
yang sangat asing bagi tradisi fiqih dimana pajak sendiri nyata-nyata
merupakan pranata kapitalisme.
8. Fiqih Kehidupan... apa lagi ini...?
Dalam
menelurkan fatwa-fatwa, Qardhawi telah banyak mengundang kontroversi
baik di dunia Islam maupun para pengamat Timur Tengah. Salah satunya
pernyataannya tentang bolehnya seorang muslim meminum alkohol berkadar
0.5%:
Detik.com, jumat 11 Mei
2008, pernah menampilkan pernyataan Qardhawi seputar alkohol dihalaman
situsnya. Bisa anda lihat dibawah ini.
Lebih jelasnya bisa dibaca dibawah ini:
Fatwa Qardhawi Soal Alkohol Jadi Kontroversi
Jumat, 11/04/2008 07:00 WIB
Fitraya Ramadhanny - detikNews
Fitraya Ramadhanny - detikNews
Doha - Fatwa
terbaru ulama terkemuka Syekh Yusuf al Qardhawi menimbulkan kontoversi
di Qatar. Qardhawi membolehkan Muslim meminum minuman alkohol berkadar
0,5 persen.
"Fatwa yang
terbaru menyebabkan kebingungan di masyarakat," tulis Editor harian
Qatar Ash Sharq, Abdullatif al Mahmud seperti dilansir AFP, Jumat
(11/4/2008).
Perdebatan
dimulai saat Qardhawi mempublikasikan fatwanya di koran Qatar, Al Arab,
pada Selasa 8 April 2008. Ulama Mesir ini mengatakan meminum minuman
yang mengandung sejumlah kecil alkohol yang dinilai alami dari proses
fermentasi, tidak melanggar hukum Islam.
"Keberadaan
alkohol dalam proporsi 5 per seribu (0,5 persen) itu tidak dilarang
karena itu adalah jumlah minimal, khususnya ketika itu dihasilkan dari
fermentasi alami. Oleh karena itu tidak ada yang salah dengan meminum
minuman itu," tulis Qardhawi.
Editor Ash Sharq, Mahmud, menilai,
fatwa Qardhawi akan membuka pintu bagi mereka yang ingin meminum
alkohol dengan alasan Al Quran dan Sunnah tidak menyebutkan proporsinya.
Mahmud juga menilai adalah sulit mengukur kadar alkohol dari proses fermentasi.
Qardhawi kepada AFP mengatakan fatwanya menimbulkan kontroversi karena belum dipahami secara utuh. "Fatwa ini untuk merespons pertanyaan mengenai sebuah minuman berenergi yang beredar di pasaran Qatar," tegas Qardhawi.
Dukungan
datang dari mantan Dekan Fakultas Syariah Universitas Qatar, Abdul
Hamid al Ansari. Kepada AFP, dia membenarkan argumen Qardhawi.
(fay/asy)
Terhadap fatwa
Qardhawi diatas mengindikasikan bahwa beliau ingin mengawinkan konsep
Islam dengan Barat dalam masalah khamr yaitu alkohol. Pola pikir yang
diambil adalah agar kaum muslim boleh minum alkohol asal jangan
berlebihan (pertengahan). Konsensus atau ijma ulama mayoritas sudah
jelas bahwa segala zat yang memabukkan hukumnya haram. Tapi dengan
dalih Asimilasi, Qardhawi 'berinovasi' agar Islam bisa diterima di
tengah peradaban Kapitalisme Sekuler.
Ada juga fatwa beliau yang justru terasa asing bagi kebanyakan pemahaman Islam seperti kasus di bawah ini:
Lebih jelasnya bisa dibaca dibawah ini:
Fatwa Aneh Yusuf Qardhawi
Syaikh
Dr. Yusuf al-Qardhawi yang juga ketua persatuan internasional ulama
Muslim kembali mengeluarkan fatwa aneh dan kontroversial yang
menegaskan bolehnya pencalonan seorang perempuan dan seorang Koptik
(unsur non-Muslim) pada pemilihan presiden.
Setelah
sebelumnya dirinya mencap Sayyid Quthb bukan Ahlus Sunnah Wal Jamaah
sehingga menimbulkan gonjang ganjing dikalangan Ikhwanul Muslimin
sekarang ia memfatwakan fatwa yang bertentangan dengan mayoritas
pendapat ulama-ulama besar baik ulama salaf maupun khalaf yang juga
membuat Ikhwanul Muslimin kembali gonjang ganjing atas pendapatnya itu.
Dalam fatwanya itu, Qardhawi menyatakan jika seorang perempuan
memiliki hak untuk menduduki pelbagai jabatan kenegaraan semisal
anggota parlemen, menteri, bahkan menjadi presiden, dan juga jabatan
pada dewan fatwa.
"Logika
Islam dalam kasus ini berdiri di atas prinsip jika perempuan adalah
entitas masyarakat yang juga paripurna, mereka memiliki hak sebagaimana
lelaki," terang Qardhawi.
Dalam
acara bertajuk "Fikih Kehidupan" (Fiqh al-Hayat) yang disiarkan oleh
kanal televisi "Ana" pada jaringan televisi satelit Timur Tengah
Nilesat, Qardhawi menegaskan pihaknya lebih condong kepada pendapat
fikih yang menyatakan seorang perempuan boleh menduduki jabatan
kehakiman (qadha).
"Tapi
tenu saja ada syarat-syarat kapabilitas yang ketat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu oleh perempuan tersebut, tidak sembarangan," terang
Qardhawi.
Ditambahkan
oleh Qardhawi, benar bahwa mayoritas ulama fikih tidak membolehkan
perempuan untuk menduduki jabatan khalifah besar atau khalifah 'ammah,
atau imamah uzhma, yaitu jabatan tertinggi kekhalifahan umat Muslim.
"Tetapi,
masalahnya, apakah jabatan presiden yang hanya memerintah dan
menguasai sebuah negara termasuk pada pembahasan khilafah? Atau, apakah
hal ini bisa diqiyaskan sebagai pemimpin iqlim (wilayah bagian) pada
zaman dulu? Saya katakan, ya, tidak ada penghalang dalam agama bagi
seorang perempuan yang mampu untuk menduduki jabatan presiden," jelas Qardhawi.
Tampaknya
fatwa kontroversial Qardhawi ini bisa jadi bakal dipakai oleh
partai-partai Islam khususnya Indonesia untuk melegitimasi syahwat
kekuasaan mereka, belum ada fatwa seperti inipun mereka telah
menganggap "tidak masalah" dengan presiden perempuan.(em/jurnalislam)
Yang dapat kita tarik dari pernyataan diatas sebagai sebuah indikasi telah meleburnya aturan Islam dalam mengangkat pemimpin dengan peradaban Barat yang
membolehkan pemimpin negara dari kalangan pria maupun wanita. Jelaslah
sudah apa yang dihasilkan dari pemikirannya adalah aturan Demokrasi
bukan aturan Islam.
"Akhirnya, Asimilasi terus
berjalan menuju pelabuhannya yaitu Dermaga Kapitalisme dengan kapalnya
bernama Demokrasi berbendera Modernisme dengan nakhoda Ikhwanul
Muslimin dan ABK-nya Tarbiyah/PKS."
Dikalangan
Tarbiyah/PKS, dalam membahas aqidah sangat berpegang pada Aqidah
Salafi seperti yang tertulis dalam WAMY. Banyak buku-buku yang menjadi
rujukan Tarbiyah/PKS merupakan kitab-kitab yang berasal dari
ulama-ulama Salafi Saudi Arabia diantaranya adalah kiatab-kitab
karangan Syeikh Nashiruddin Al-Albani.
Ibarat
membuat benteng yang kokoh dalam mempertahankan aqidah Islam namun
alih-alih membangun benteng pertahanan aqidah dari gempuran zaman,
mereka justru membuat jembatan bernama Modernisasi menuju Sekulerisme. Terbukti dengan berubahnya orientasi PKS menjadi Partai Terbuka.
Hingga
sekarang pun PKS telah melakukan koalisi dengan partai-partai Sekuler.
Berbagai agenda dijalankan dengan target meraih suara mayoritas.
Mereka berasumsi "Jika di parlemen tidak ada wakil dari kaum Muslim maka jatah kursi akan diisi oleh Kaum Kafir dan Sekuler".
Terhadap wacana naif semacam ini kita bisa mengajukan pertanyaan balik: "Lalu
siapa yang membuat dan menyetujui kebanyakan kebijakan-kebijakan
publik yang menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU Privatisasi
BUMN, UU Sumber Daya Air yang berujung pada privatisasi air dan
lain-lain. Bukankah mereka semua adalah muslim?!" Semua ini dijalankan tak lain adalah mengejar Maslahat.
Di
sisi lain para aktivisnya terlalu shaleh namun sangat polos dalam
memahami realitas kerusakan yang terjadi di masyarakat. Ketika
terlontar pertanyaan masyarakat seputar kenaikan harga BBM dan sulitnya
meraih pendidikan bagi putra-putrinya mereka diam seribu bahasa.
Dengan nada dingin mereka mengajak untuk bersabar dan bersabar. Bahkan
tak jarang menyuruh yang bertanya agar bertemu kepada aktivis lain (HT)
seraya mengatakannya sebagai mitra dakwah. Adapun kesigapan mereka
dalam membantu korban bencana alam tak lebih dari sekadar 'tebar
pesona' sambil menyebarkan paham Ishlahiyah-nya.
Maka
jangan heran ketika 'Demo Usang PKS' seperti diatas, telah menyeret
Tifatul Sembiring dan ketua Bawaslu dalam wawancara Apa Kabar Indonesia
Malam yang dipandu oleh mbak Rahma Sarita pada perdebatan tentang
Kampanye Terselubung PKS 2009. Ketua Bawaslu ketika itu menuding PKS
telah berkampanye karena membawa bendera dengan nomor urut partai PKS
(no.8) pada Aksi Palestina. Tetapi dengan nada naif defensif Tifatul.S
mengatakan, "...ini semata-mata respon solidaritas kami atas derita bangsa Palestina yang ditindas oleh kekejaman Zionis Israel...!".
Tak bisa menahan emosinya karena argumen-argumen Tifatul terlalu
ngambang maka Ketua Bawaslu langsung menohoknya dengan pertanyaan, "Iyaa... Pak Tifatul... Bawaslu juga benci dengan Israel.... tapi kalo demo kenapa harus bawa-bawa bendera partai?!"
Setelah
dialog berlangsung alot dan tak bisa dihentikan, Rahma Sarita selaku
moderator pun langsung melerai serta bertanya kepada Tifatul, "OK...Ok...sekarang
begini... Pak Tif... kenapa juga kok PKS tidak demo ketika ada isu
kenaikan BBM... Kenaikan Tarif Listrik... Kesejahteraan Buruh dan yang
sejenislah...? Kemana PKS...? Apakah Palestina itu isu paling seksi
buat PKS mendulang suara?!
Sebagai
lanjutan atas fenomena ini, mari kita menelaah beberapa tuduhan buku
WAMY terhadap ormas HT yang secara objektif bersumber dari data dan
fakta yang ada.
Menjawab tuduhan WAMY:
1. HT membolehkan berciuman dengan wanita asing baik dengan nafsu atau tidak.
Tuduhan
pertama menyerang secara kesusilaan terhadap ormas maupun aktivis HT.
Sebuah tindakan yang memalukan apabila dilakukan aktivis dakwah serta
bisa menghancurkan harga dirinya. Sebagai tabayyun atas hal ini coba
anda buka buku rujukan HT yaitu Sistem Pergaulan dalam Islam hal. 84:
Pada paragraf kedua tertulis ciuman pria dengan wanita atau sebaliknya baik dengan nafsu ataupun tidak adalah haram. Fakta dilapangan pun berkata demikian. Aktivis HT dalam beraktivitas sangat memperhatikan akan haramnya ikhtilat dan khalwat atau campur baurnya wanita dengan pria dan berduaan antara laki-laki dan perempuan di tempat tertutup, terkecuali dalam aktivitas yang dalam fiqih diperbolehkan seperti jual-beli dan lain sebagainya.
Dalam
acara walimah atau resepsi pernikahan pun aktivisnya diwajibkan
memisahkan para undangan pria dengan wanita. Jika tidak maka akan
terkena hukuman berupa skorsing halaqah. Ketika melakukan masiroh
atau demo mereka juga memisahkan antara barisan laki-laki dengan
perempuan. Kantor DPP HTI memisahkan antara kantor laki-laki dengan
perempuan.
Namun apa yang dapat
kita katakan ketika melihat demo PKS yang menjadikan buku WAMY sebagai
rujukannya sangat bertolak belakang dengan yang mereka tuduh. Bisa
dilihat gambar Demo Palestina PKS di bawah ini yang disana antara
laki-laki dan perempuan tak ada pemisah:
2. Cita-cita HT hanya merebut kekuasaan.
Bahkan slogan melanjutkan kehidupan Islam
berasal dari Sayid Quthb yang dalam buku WAMY diceritakan secara
miring tentang pertemuan Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani selaku pimpinan
HT dengan beliau. Bisa anda baca pada buku berjudul Perubahan Mendasar Pemikiran Sayid Quthb. Inilah yang menjadikan beliau mati di tiang gantungan dan peredaran buku tersebut tidak segencar buku WAMY dan yang sejenisnya.
Sebaliknya dalam buku berjudul Memperbarui Komitmen Dakwah pada hal. 58 karangan Muhammad Abduh terbitan Robbani Press berjudul Kepedulian Ikhwan terhadap Kemaslahatan Negara tertulis:
Namun,
beliau melarang keinginan mereka dengan keras, seraya menjelaskan
kepada mereka akibat yang akan terjadi kemudian. Beliau menyebut cerita
tentang Nabi Sulaiman yang terkenal, yaitu ketika datang kepadanya dua
orang perempuan untuk mengadukan persengketaan mereka terhadap seorang
bayi. Keduanya mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Maka, Nabi
Sulaiman memberikan keputusan untuk membelah bayi itu menjadi dua.
Perempuan
yang bukan ibu bayi itu sepakat dengan keputusan Nabi Sulaiman, namun
perempuan kedua (ibu si bayi) tidak tega kalau si buah hatinya dibelah
menjadi dua. Dia memutuskan lebih baik mundur dari tuntutannya asalkan
bayi tersebut (anaknya) tetap hidupnya.
Kutipan
paragraf terakhir berhuruf tebal tadi justru mengajak anggota IM
melakukan koalisi dengan rezim manapun sekalipun kejam. Terlihat sudah
orientasi IM adalah kekuasaan. Sangat bertolak belakang dengan apa yang
dialami Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat
r.a. ketika belum mempunyai negara yaitu mengalami penderitaan yang
amat sangat namun tidak melakukan kompromi apalagi berkoalisi dengan
penguasa kafir Mekkah.
Apa yang
dikatakan Hasan al-Banna di paragraf terakhir merupakan satu bentuk
doktrin Taqiyah kaum Assassin dari sekte Syiah Ismailiyah. Untuk
mengetahui tentang Assassin anda bisa membaca kitab Milal Wan Nihal karya imam asy-Syahrastani.
3. Membolehkan anggota HT dan wanita menjadi anggota Majelis Syuro.
Tuduhan
ketiga yang dialamatkan WAMY kepada adalah membolehkan wanita menjadi
anggota Majelis Syuro atau yang sekarang berbentuk Parlemen Demokrasi.
Jangankan wanita, HT pun melarang pria terlibat dalam Parlemen
Demokrasi dikarenakan Parlemen membuat Undang-undang buatan manusia
menyaingi Syariah.
Pada buku rujukan HT berjudul Sistem Pergaulan dalam Islam, hal. 135 bab Aktivitas Kaum Wanita paragraf kedua, jelas tertulis:
Jelas
sudah apa yang tertulis pada kitab rujukan HT sendiri perihal tuduhan
yang satu ini. Sebaliknya, Yusuf Qardhawi yang menjadi panutan
Tarbiyah/PKS di negeri ini malah mengeluarkan fatwa yang membolehkan
keterlibatan wanita di Majelis Syuro. Situs Eramuslim. memuat
pernyataan beliau dibawah ini:
Fatwa Kontroversial Qardhawi :
Perempuan Boleh Jadi Presiden dan Mufti
Eramuslim Minggu, 06/09/2009 09:30 WIB
Syaikh
Yusuf al-Qardhawi kembali mengeluarkan pernyataan aneh dan
kontroversial, setelah sebelumnya dirinya mencap Sayyid Quthb bukan
Ahlus Sunnah Wal Jamaah sehingga menimbulkan gonjang ganjing dikalangan
Ikhwan dan sekarang ia memfatwakan fatwa yang bertentangan dengan
mayoritas pendapat ulama-ulama besar baik ulama salaf maupun khalaf
yang juga membuat Ikhwanul Muslimin kembali gonjang ganjing atas
pendapatnya itu.
Baru-baru
ini, ulama terkemuka yang juga ketua persatuan internasional ulama
Muslim, Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi, merilis fatwa yang menegaskan
bolehnya pencalonan seorang perempuan dan seorang Koptik (unsur
non-Muslim) pada pemilihan presiden.
Kontan
saja fatwa yang dikemukakan ulama kharismatik asal Mesir itu menuai
kontroversial di dunia Islam, khususnya di jagat perpolitikann Mesir
dan juga di dalam kalangan Jama'ah al-Ikhwan al-Muslimun (Ikhwan) yang
merupakan organisasi binaan Qardhawi.
Selama
ini, Ikhwan memiliki prinsip dan pandangan yang sama sekali
bertentangan dengan fatwa Qardhawi tersebut. Pendapat resmi Ikhwan
menyatakan jika seorang non-Muslim dan perempuan tidak boleh didukung
untuk menjadi calon presiden.
Sementara itu, dalam fatwanya, Qardhawi menyatakan jika
seorang perempuan memiliki hak untuk menduduki pelbagai jabatan
kenegaraan semisal anggota parlemen, menteri, bahkan menjadi presiden,
dan juga jabatan pada dewan fatwa.
4. Orang kafir boleh menjadi panglima di sebuah negara Islam.
Tuduhan
sensitif yang satu ini sangat mengusik rasa keimanan seorang muslim.
Bagaimana mungkin seorang kafir ditunjuk menjadi panglima perang
sedangkan loyalitas mereka kepada Islam sangat diragukan?
"Pasukan
diklasifikasikan menjadi dua kelompok: Pertama, pasukan cadangan yaitu
setiap orang Islam yang mampu mengangkat senjata untuk berperang.
Kedua, pasukan reguler (non-Muslim, pen), yaitu setiap orang yang
secara kontinu menjadi anggota tentara yang telah ditetapkan bagi
mereka gaji di dalam anggaran negara sebagaimana pegawai negeri
lainnya."
Di halaman 144 juga disebutkan:
"Mengenai
masalah gaji yang ditetapkan bagi para prajurit sebagaimana para
pegawai negeri lainnya, hal ini jika dinisbatkan pada non-Muslim,
merupakan perkara yang sudah jelas. Sebab, orang non-Muslim tidak
diperintahkan berjihad. Namun, jika mereka melakukannya maka mereka
tetap diterima. Dalam kondisi ini mereka boleh diberi harta (gaji).
Sebab Imam at-Tirmidzi telah menuturkan riwayat dari az-Zuhri: 'Sesungguhnya
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah memberikan bagian harta
rampasan perang kepada orang Yahudi yang ikut berperang bersama
Beliau.'"
Di halaman 148 paragraf ketiga disebutkan bahwa panglima pasukan adalah Khalifah sendiri:
"Khalifah adalah panglima pasukan.
Khalifahlah yang menunjuk dan mengangkat kepala staf. Khalifah pula
yang menunjuk para amir untuk setiap brigade dan komandan setiap
detasemen."
Jelaslah bahwa yang
menjadi panglima perang di negara Islam adalah Khalifah yang pastinya
seorang muslim, tetapi kaum non-Muslim hanya menjadi pasukan reguler
dalam penaklukan atau Jihad. Tuduhan ini pun telah terbantah.
Realitas
yang sebaliknya terjadi di PKS, ketika menjadi Partai Terbuka malah
menerima keanggotaan dari kaum non-Muslim. Dalam memilih orang yang
dijagokan pada Pemilu ataupun Pilkadal, kebanyakan bukan dari kadernya
sendiri. Ironis memang.
5. Boleh memandang gambar-gambar porno.
Tuduhan
kesusilaan kedua pun akan terbantah dengan membaca kitab HT yaitu
Sistem Pergaulan dalam Islam hal. 28 pada paragraf ketiga tertulis:
Tertulis diatas kalimat berikut ini:
"Maka
dari itu, melihat wanita atau fakta-fakta yang menggugah birahi, akan
membangkitkan naluri (syahwat, pen.) ini dan akan menuntut pemuasan.
Demikian pula membaca cerita-cerita porno atau mendengarkan
fantasi-fantasi seksual, akan membangkitkan naluri ini."
Maka tuduhan ini telah terbantah dengan sendirinya tanpa perlu penafsiran ulang!
6. HT meremehkan aspek pendidikan (akhlak) dan kerohanian (nafsiyah) dan lebih menekankan aspek ideologi dan politis.
Hizbut
Tahrir sangat memperhatikan aspek pendidikan dan kerohanian. Banyak
bahasan yang telah dikeluarkan HT baik berupa kitab-kitab rujukan
maupun lembaran-lembaran dakwah.
7.
Orang-orang moderat banyak yang mendukung dakwah HT antara lain Sayyid
Qutub ketika berkunjung ke Al-Aqsha pada 1953 sebagai tahun awal
berdirinya HT.
Tuduhan
ini pun sangat bertentangan dengan realitas yang terjadi hingga
sekarang. Satu halaman web-site dari Sabili, cybersabili.com
mencantumkan pernyataan Yusuf Qardhawi seputar Sayid Quthb dan Islam
Moderat. Sebuah tuduhan yang justru dialamatkan kepada pendiri IM
sendiri, Sayid Quthb selaku tokoh ideologisnya:
web site sabili tentang Sayid Qutb
lebih jelasnya baca dibawah ini:
Sayyid Quthb Bertanggung Jawab atas Berkembangnya Islam Radikal
Sabili Kamis, 13 Agustus 2009 08:21
Pernyataan
Qardhawi ini disampaikan dalam dialog dengan Dr. Dhia Rishwan,
peneliti gerakan Islam terkemuka asal Mesir, dalam program acara
televisi "Manabir wa Madafi" (Mimbar dan Debat) yang disiarkan oleh
kanal al-Fara'in Mesir pada Jumat (7/8), sebagaimana dilansir
IslamOnline.net.
Dari Moderat ke Konservatif
Menurut
Qardhawi, Sayyid Quthb bergabung dan aktif di organisasi Ikhwan
al-Muslimin sejak awal tahun 50-an atas dasar ketertarikan dan
kekagumanya pada Ikhwan. Pada mulanya, Quthb berpemikiran moderat dan
selaras dengan Ikhwan, namun lama kelamaan, Quthb berubah menjadi lebih
konserfatif. Perubahan ini terjadi pada akhir-akhir masa hidupnya,
khususnya dalam kitab tafsir Fi Dzilal al-Qur'an (Dalam Naungan
Alquran) dan kitab Ma'alim fi at-Thariq (Rambu-Rambu Jalan). Perubahan
ini juga sangat jelas ketika kita bandingkan Dzilal cetakan pertama dan
cetekan keduanya, pada cetakan kedua lah mulai muncul pemikiran
hakimiyah (masyarakat hukum) dan jahilyah (masyarakat jahiliyah.
"Ahlussunnah tidak pernah condong kepada takfir, tidak sebagaimana yang sering dilakukan oleh sekte Khawarij," jelas Qardhawi.
Pemikiran
takfir tersebut, lanjut Qardhawi, berkembang ketika ia mendekam di
penjara. Kondisi ini cukup memengaruhi pemikiranya. Quthb menganggap
pemerintah yang ada sebagai komunis dan jauh dari agama.
Meski
demikian, jika saja Sayyid Quthb saat itu tidak digantung (pada 29
Agustus 1966) dan diberi kesempatan untuk hidup normal (tidak dalam
tekanan politik) dan berbaur dengan masyarakat, kemungkinan pemikiran
Quthb akan berubah dan kembali lagi kepada pemikiran moderat.
Quthb dan Pendidikan Ikhwan
Menurut
Qardhawi, Sayyid Quthb merupakan salah seorang yang sangat mengagumi
sosok Imam Hasan al-Banna, pendiri Ikhwan. Atas ketertarikan ini, Quthb
pun menulis buku berjudul Hasan al-Banna wa 'Abqariyyah al-Banna
(Hasan al-Banna dan Kejeniusan Seorang Pendiri).
Meski
demikian, pada perjalanan selanjutnya, masih menurut Qardhawi, Quthb
lebih dipengaruhi oleh pemikiran Abul A'la al-Mawdudi, tokoh Islam
sezamannya dari Pakistan.
Namun
menurut Qardhawi pemikiran takfir dan tajhil (menganggap masyarakat
Islam saat ini adalah jahiliyyah) sangat berbeda dengan pemikiran
Mawdudi sendiri.
"Pemikiran Quthb lebih kepada pencampuran antara Ikhwan, Salafi, dan Jihadi," jelas Qadhawi.
"Sayyid
Quthb adalah sastrawan, pemikir, cendikiawan, penafsir, dan tokoh
Islam terbesar pada masanya," terang Qardhawi. Namun, tambah Qardhawi,
Quthb adalah orang yang paling bertanggung jawab atas berkembangnya aliran pemikiran radikal yang sekarang marak di kalangan sebagian umat Islam.(rpb/sbl)
Qardhawi Center Menebarkan Islam Moderat
Rabu, 11 November 2009 05:15
Pascaperistiwa
11 September 2001, Islam menghadapi tantangan yang begitu berat.
Stereotip Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan tumbuh begitu
subur di dunia Barat. Guna mematahkan stereotip itu, di Doha, Qatar,
telah berdiri sebuah pusat keislaman yang berupaya memperkenalkan
ajaran Islam yang toleran dan penuh kedamaian kepada dunia Barat.
Pusat
keislaman itu bernama Qardhawi Center--menggunakan nama ulama
terkemuka di dunia--Syekh Yusuf Al-Qardhawi. Bagi umat Islam, nama
Syekh Qardhawi begitu familiar. Ia adalah presiden Persatuan Ulama
Muslim Internasional. Qardhawi Center secara resmi mulai berkiprah
sejak 6 September 2009 lalu. ''Alasan utama pendirian Qardhawi Center
ini karena kita telah terganggu oleh bahaya ekstremisme dan pencemaran
nama baik Islam,'' ujar Muhammad Ahmad, direktur Qardhawi Center for
Islamic Moderation and Renewal. Menurut Ahmad, stigma buruk terhadap
Islam tak hanya terjadi di dunia Barat, tapi di seluruh penjuru dunia.
Sejatinya,
Qardhawi Center didirikan oleh Syeikha Mozah binti Nasser, istri
penguasa Qatar. Ia mendirikan lembaga keislaman itu untuk
memperkenalkan kepada dunia barat tentang wajah Islam yang sebenarnya.
Pada 2011 mendatang, pusat keislaman itu akan menggelar konferensi
internasional tentang moderasi, yang akan dihadiri para tokoh lintas
agama.
''Atmosfer di
Qatar sangat positif untuk menjembatani kesenjangan antara dunia Muslim
dan Barat,'' papar Ahmad menjelaskan. Menurut dia, ''Qatar sangat
terbuka bagi negara lain di seluruh dunia. Selain akan mengenalkan
wajah Islam yang sesungguhnya kepada dunia Barat, Qardhawi Center juga bakal memperjuangkan hak-hak kaum wanita.''
Tak
cuma itu, pusat keislaman itu juga akan berjuang untuk meluruskan
kesalahanpahaman tentang status perempuan di dalam Islam. Dunia Barat
kerap menyebut Islam merendahkan dan mendiskriminasikan perempuan.
Padahal, Islam adalah agama yang menghormati dan memuliakan kaum
wanita. ''Kami harus memberdayakan peran wanita Muslim untuk memberi
mereka hak politik dan demokrasi yang sepenuhnya,'' tutur Ahmad.
Islam Moderat
Qardhawi
Center pun memiliki misi untuk menebarkan ajaran Islam yang moderat
kepada seluruh dunia. ''Kebangkitan Islam dan pembaruan pemikiran
adalah semacam reaksi terhadap dunia modern," cetus Ahmad. Menurut dia,
umat Islam harus memikirkan kembali dan mengubah bentuk sebagian
ajaran Islam agar sesuai dengan perkembangan dunia modern.
Syekh Qardhawi merupakan salah satu ulama paling berpengaruh di dunia. Ia dikenal memiliki pandangan-pandangan yang moderat. Pendapat
dan fatwanya dihormati umat Muslim di seluruh dunia. Ia dipercaya
menjadi ketua Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian, ia juga menjabat
sebagai wali pada Pusat Studi Islam Universitas Oxford.
Sederet
judul buku yang telah ditulis Syekh Qardhawi menjadi pegangan para
ulama, pemikir, dan umat Islam di hampir seluruh dunia. Ia adalah ulama
yang antikekerasan. Syekh Qardhawi mengutuk keras setiap aksi
terorisme yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Peristiwa
9/11, pengeboman di Madrid, London, serta Bali.
Syekh
Qardhawi juga mengecam serangan di negara-negara Arab, termasuk
pengeboman kantor PBB di ibu kota Aljazair. Mantan Wali Kota London,
Ken Livingstone, menggambarkan sosok Syekh Qardhawi sebagai seorang
''pemimpin progresif Muslim''. Popularitas dan karismanya kerap
disamakan dengan Paus John XXIII.(Iol/Rpb/sbl)
Sebaliknya WAMY mengatakan Sayid Quthb sebagai tokoh moderat. Apakah ini sangat kontradiktif? Justru
pertanyaannya mengapa Qardhawi mengangkat dirinya sebagai moderat dan
mengeluarkan Sayid Quthb dari barisan Ahlussunnah wal Jamaah seraya
menganggapnya radikal?!
Seharusnya
Qardhawi beserta seluruh pengikutnya bergabung bersama HT karena
menurut WAMY, mereka sama-sama berpaham moderat. Tetapi justru fitnah
total yang dialamatkan kepada ormas HT yang sama-sama Muslim.
Pada rubrik Rosail
majalah Sabili, ada pengajuan keberatan pembaca yang mempersoalkan
dimuatnya ceramah dan profil Muammar Qadafi, kepala negara Libya.
Menurut penulisnya, Qadafi adalah seorang Inkarsunnah dan Musailamah
abad ini. Tanggapan atas masalah ini sangat sesuai dengan realitas yang
ada.
cuplikan video Muammar Qadafi
Situs
youtube.com juga memuat pernyataan Qadafi tentang kawasan Afrika Utara
sebagai wilayah kaum Syiah. Kita pun tahu bahwa dahulu Afrika Utara
adalah wilayah kekuasaan Syiah Ismailiyah termasuk masjid Al-Azhar yang
merupakan basis pengajaran paham sesat mereka. Tanpa ingin membuka
sejarah hitam masa lalu, mengapa Qadafi bisa mengeluarkan statemen
seperti itu? Adakah konspirasi dibalik semuanya?
Jika anda dapat men-download buku berjudul Vatican Assassins
hal.311, anda akan menemukan bahwa beliau adalah anggota organisasi
Freemasonry tingkat tinggi. Untuk lebih jelasnya bisa anda baca
salinan-nya yang masih dalam bahasa Inggris dibawah ini:
Berita
terbaru di media cetak maupun elektronik mengabarkan bahwa PKS pada
akhirnya ingin melindungi komunitas sesat Ahmadiyah. Apakah ini sebuah
cermin oportunisme Kelompok Moderat guna meraih dukungan suara dari
kelompok sesat Ahmadiyah setelah sebelumnya mendeklarasikan diri
sebagai Partai Terbuka? Ataukah pemikiran Wihdatul Adyan hasil doktrin
Masonik telah masuk ke dalam pemikiran kader-kader partai ini?
Wallahu'alam....!
Kesimpulannya
buku WAMY tidak layak baik secara fakta, data maupun akademis sebagai
rujukan, karena telah menjadi alat penjajah untuk memecah belah
kesatuan umat Islam. Sengaja buku WAMY ini tidak tercantum nama
penulisnya agar tak bisa digugat kebenarannya. Siapapun yang
menjadikan buku fitnah ini sebagai rujukan maka dia telah siap untuk
memakan daging bangkai saudaranya di neraka nanti. Naudzubillahi min
dzalik.
Oleh: Abdul Khair
[untuk akhirzaman.info]
sumber: http://www.akhirzaman.info
0 comments:
Post a Comment