This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, May 15, 2023

Konsep Dasar Ekonomi Teknik Bab pertama bahan ajar ini membahas tentang dasar-dasar dari ekonomi teknik meliputi pengertian, konsep, proses pengambilan keputusan, konsep biaya, faktor-faktor dan prinsip-prinsip pada ekonomi teknik untuk mendefinisikan sejumlah alternatif, menentukan horizon perencanaan, dan mengestimasikan aliran kas masing-masing investasi. 1. Defenisi Ekonomi Teknik Ekonomi teknik adalah suatu ilmu pengetahuan yang berorientasi pada pengungkapan dan perhitungan nilai-nilai ekonomis yang tekandung dalam suatu rencana kegiatan teknik (Engineering). Disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik. Ekonomi teknik (Engineering Economics) mencakup prinsip-prinsip dan berbagai teknis sistematis untuk pengambilan keputusan ekonomis. Dengan teknik-teknik ini, suatu pendekatan yang rasional untuk mengevaluasi aspek-aspek ekonomis dari berbagai macam alternatif yang berbeda dan dapat dikembangkan. Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil keputusan optimal dalam untuk menjamin penggunaan uang dengan lebih efisien. Studi ekonomi teknik harus diadakan sebelum setiap uang diinvestasikan. Lebih baik studi ekonomi teknik harus diadakan mulai dari sekarang, agar dalam berinvestasi lebih hemat. Studi ekonomi teknik membutuhkan waktu untuk perhitungan-perhitungan yang cermat dan lebih efisien. Meskipun studi-studi sistematis ini bukan suatu instrumen kecermatan keseksamaan dan melibatkan banyak faktor untuk mendukungnya. Tugas ekonomi teknik yaitu menyeimbangkan berbagai tukar rugi diantara tips-tips biaya dan kinerjanya 2. Konsep Ekonomi Teknik Konsep ekonomi teknik adalah untuk memecahkan masalah dalam perbisnisan ekonomi teknik, dimana diperlukan perhitungan teknis dalam permasalahan teknis dan analisis ekonomis. Dimana ekonomi teknik itu sendiri adalah disiplin ilmu yang digunakan untuk menganalisa aspek-aspek ekonomis dari usulan investasi yang bersifat teknis. Secara umum analisis ekonomi teknik bisa dikatakan sebagai analisis ekonomi dari suatu investasi teknik. Kajian ini membutuhkan pengetahuan tentang aspek teknis serta aspek ekonomi. Untuk bisa melakukan evaluasi kinerja ekonomi dibutuhkan estimasi biaya investasi yang harus dikeluarkan saat ini, estimasi biaya-biaya operasional dan perawatan di tahun-tahun mendatang, estimasi nilai sisa system atau mesin pada saat sudah mau diganti atau sudah tidak digunakan lagi, estimasi lamaanya system bisa beroperasi (umur ekonomis), dan estimasi tingkat suku bunga. Pada umumnya investasi teknik memiliki umur ekonomis yang lama (tahunan). Di sisi lain, nilai uang dari waktu ke waktu tidak sama. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi kelayakan suatu investasi teknik serta pemilihan mana alternatif terbaik, perlu dilakukan proses ekivalensi nilai mata uang sehingga perbandingan alternatif bisa menggunakan nilai yang terbandingkan (comparable). Keputusan dalam ekonomi teknik harus memperhitungkan unsur resiko karena estimasi aliran kas dan variabel-variabel lain seperti umur teknis dan tingkat suku bunga yang digunakan masih mengandung ketidakpastian. 3. Proses Pengambilan Keputusan Pada Ekonomi Teknik Pengambilan keputusan pada ekonomi Teknik hampir selalu berkaitan dengan penentuan mana yang terbaik dari alternatif-alternatif yang tersedia. Proses pengambilan keputusan ini terjadi karena biasanya setiap investasi atau proyek bisa dikerjakan dengan lebih dari satu cara sehingga harus ada proses pemilihan dan arena sumber daya yang tersedia untuk melakukan suatu investasi selalu terbatas sehingga tidak semua alternatif bisa dikerjakan, namun harus dipilih yang paling menguntungkan. Seperti halnya pengambilan keputusan pada bidang-bidang lain, pengambilan keputusan pada ekonomi teknik harus melalui suatu langkah-langkah sistematis mulai dari merumuskan masalah, menganalisa permasalahan, mencari alternatif-alternatif solusi, dan memilih alternatif terbaik. Hampir semua proses pengambilan keputusan dimulai dari adanya ketidakpuasan terhadap suatu hal atau adanya pengakuan terhadap suatu kebutuhan sehingga pembuat keputusan merasa perlu untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu. Proses pengambilan keputusan akan berakhir dengan rencana untuk memperbaiki ketidakpuasan atau kebutuhan tersebut. Ada 2 sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan pada ekonomi teknik yaitu sudut pandang seorang akuntan dan sudut pandang seorang ahli ekonomi teknik. Seorang akuntan memiliki keahlian untuk menyajikan dan menganalisis performansi keuangan yang telah terjadi pada beberapa periode yang telah lewat. Di sisi lain seorang ahli ekonomi teknik akan banyak terlibat dalam proses estimasi aliran kas masa mendatang. Estimasi ini tentunya dadasarkan pada perhitungan perubahan kondisi ekonomi yang diperkirakan terjadi pada masa mendatang. Ia juga akan bisa memberikan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi seandainya variable-variabel pengambilan keputusan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. 2 tinjauan tersebut akan menjadi pertimbangan seorang pengambil keputusan sehingga seorang manajer teknik yang biasanya mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi teknik harus melihat ke depan maupun ke belakang berdasarkan informasi dari akuntan dan ahli ekonomi teknik. 4. Konsep Biaya/Ongkos Dalam Ekonomi Teknik 1. Biaya Siklus Hidup Analisa ekonomi teknik terutama ditujukan untuk mengevaluasi dan membandingkan performansi finansial dari masing-masing alternatif proyek investasi teknik. Proses perbandingan ini melibatkan berbagai konsep dan terminology ongkos. Pemahaman tentang konsep dan terminologi ongkos akan sangat membantu dalam memahami cara-cara mengukur efektivitas ekonomi suatu alternatif proyek. Berikut ini akan dibahas beberapa konsep yang berkaitan dengan ongkos siklus hidup, ongkos langsung-tak langsung, ongkos tetap variable, dan ongkos rata-rata dan marjinal. a. Ongkos siklus hidup Ongkos siklus hidup (life cycle cost) dari suatu item adalah semua pengeluaran yang berkaitan dengan item tersebut sejak dirancang sampai tidak terpakai lagi. Istilah “item” dimaksudkan untuk mempresentasikan berbagai hal seperti mesin dan peralatan. Ongkos siklus hidup bisa terdiri dari berbagai komponen antara lain ongkos penelitian dan pengembangan, ongkos fabrikasi, ongkos operasional dan perawatan, ongkos penghancuran, dan sebagainya. Ongkos siklus hidup didefenisikan sebagai kombinasi dari ongkos awal (first cost), ongkos operasional dan perawatan, dan ongkos disposal. Ongkos awal dari item adalah keseluruhan investasi awal yang dibutuhkan untuk mengadakan item tersebut dan tidak berulang selama masa pakainya. Dalam pengadaan sebuah mesin misalnya, ongkos awal terdiri dari harga mesin itu sendiri, ongkos pelatihan operator, ongkos pengangkutan dan instalasi, dan beberapa ongkos tambahan untuk alat bantu. Ongkos operasional dan perawatan adalah ongkos-ongkos yang terjadi berulang-ulang dan diperlukan untuk mengoperasikan dan merawat item yang bersangkutan selama masa pakainya. Ongkos operasional biasanya terdiri dari ongkos tenaga kerja, ongkos bahan, dan ongkos-ongkos tambahan lainnya (overhead cost). Biasanya ongkos operasional dan perawatan dinyatakan per tahun, walaupun ongkos-ongkos perawatan tidak selamanya berulang dengan periode tahunan. Apabila siklus hidup suatu item berakhir maka ongkos disposal akan terjadi. Ongkos disposal bisa terdiri atas ongkos tenaga kerja yang diperlukan untuk memindahkan item tersebut, ongkos pengiriman dan berbagai ongkos lain yang berkaitan dengan pemindahan atau penghancuran suatu item. Walaupun ongkos disposal selalu terjadi pada akhir siklus dari suatu item, namun biasanya item tersebut masih memiliki nilai jual. Dengan mengurangi nilai jual dengan ongkos disposal yang dibutuhkan maka diperoleh suatu nilai sisa (salvage value) dari item tersebut. Nilai jual, ongkos disposal dan nilai sisa suatu item biasanya tidak diketahui dengan pasti sehingga besarnya selalu diestimasikan. b. Ongkos langsung, tak langsung dan overhead Ongkos langsung adalah ongkos yang mudah ditentukan dan menjadi bagian dari suatu operasi, produk atau proyek yang spesifik. Ongkos langsung terdiri dari ongkos bahan langsung dan ongkos tenaga kerja langsung. Ongkos tak langsung adalah ongkos-ongkos yang sulit, bahkan tidak mungkin ditentukan secara langsung pada suatu operasi, produk atau proyek yang spesifik. Ongkos tak langsung terdiri dari ongkos bahan tak langsung, ongkos tenaga kerja tak langsung dan ongkos-ongkos lain yang sejenis. Ongkos overhead adalah ongkos-ongkos selain ongkos langsung. Ongkos ini disebut juga ongkos produksi tak langsung. Contoh ongkos overhead yaitu tenaga kerja tak langsung, bahan tak langsung, reparasi gedung dan peralatan, asuransi, pajak, biaya listrik, depresiasi mesin dan peralatan, amortisiasi hak paten, penghapusan alat-alat kerja kecil, dan biaya gas. Ongkos overhead proyek tidak termasuk ongkos penjualan, umum dan administrasi. Keduanya tidak menjadi bagian ongkos overhead karena ongkos-ongkos tersebut tidak timbul dalam proses produksi. Ongkos tersebut bisa disebut biaya overhead penjualan dan umum, bukan overhead produk atau proyek. Harga pokok penjualan (cost of goods sold) adalah jumlah ongkos pembuatan sebuah produk setelah ditambahkan ongkos penjualan, ongkos administrasi dan umum. Untuk mendapatkan keuntungan (profit) maka harga jual harus diset lebih tinggi dari harga pokok penjualan. Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah ongkos-ongkos yang terdiri dari ongkos langsung (atau ongkos dasar) dan ongkos overhead. Ongkos-ongkos overhead juga terjadi pada bagian umum, administrasi dan penjualan sehingga disamping ongkos overhead pabrik juga ada ongkos overhead umum dan administrasi dan ongkos overhead penjualan. c. Ongkos tetap dan variabel Pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan umum dan administrasi, pajak dan asuransi, depresiasi bangunan maupun peralatan, dan sebagainya hampir selalu bisa dikatakan tidak berpengaruh besarnya pada jumlah output yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam jangka waktu tertentu. Ongkos-ongkos seperti ini yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah output atau volume produksi disebut ongkos tetap (fixed cost). Di sisi lain, ongkos variabel adalah ongkos-ongkos yang secara proporsional dipengaruhi oleh jumlah output. Ongkos bahan langsung dan ongkos tenaga kerja langsung adalah 2 contoh dari ongkos variabel. Disamping ongkos tetap dan ongkos variabel, banyak juga ongkos yang memiliki komponen tetap dan komponen variabel. Ongkos seperti ini disebut ongkos semi variabel. Sebagai contoh, bagian perawatan mungkin memiliki sejumlah karyawan tetap dengan gaji yang tetap selama jangka waktu tertentu. Akan tetapi jumlah pekerjaan perawatan mungkin akan sebanding dengan banyaknya output yang dikeluarkan. Jadi ongkos total perawatan akan mengandung ongkos tetap dan ongkos variabel. Ongkos energi listrik, tenaga kerja tak langsung, dan ongkos bahan tak langsung juga termasuk dalam klasifikasi ongkos ini. Ongkos total suatu system (produksi) bisa dijumlahkan dari ongkos tetap dan ongkos variabel. Misalkan kita meninjau ongkos-ongkos yang terjadi pada pembuatansuatu produk maka akan kita dapatkan suatu hubungan: TC(x) = FC + VC(x) dimana : TC(x) = ongkos total utuk membuat produk sejumlah x FC = ongkos tetap VC(x) = jumlah ongkos variabel untuk membuat x produk d. Ongkos rata-rata dan marjinal Ongkos rata-rata per unit produk adalah rasio antara ongkos total dengan jumlah output, atau secara matematis dapat dinyatakan dengan: dimana : AC(x) = ongkos rata-rata per unit TC(x) = ongkos tetap X = jumlah output Ongkos rata-rata biasanya merupakan fungsi variabel dari jumlah output dan besarnya akan turun dengan naiknya jumlah output. Hal ini disebabkan karena semakin banyak output yang dihasilkan maka ongkos tetap akan terdistribusi pada jumlah produk yang semakin banyak. Akibatnya ongkos tetap per satuan produk yang semakin banyak. Akibatnya ongkos tetap per satuan produk akan turun, yang berarti juga ongkos total per unit produk akan turun. Hubungan ini adalah prinsip dasar dalam ekonomi yang disebut dengan skala ekonomis (economies of scale). Apabila ongkos total dianggap fungsi kontinyu dari output x maka turunan dari ongkos total terhadap x disebut ongkos marjinal, atau dinyatakan: di mana: MC = ongkos marjinal TC = ongkos total D = menyatakan turunan (derivatif) Ongkos marjinal adalah ongkos yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit output dari x pada tingkat output tertentu. Ongkos marjinal untuk meningkatkan output dari 9 ke 10 adalah TC (10) – TC (9). Ongkos rata-rata dan ongkos marjinal suatu tingkat output biasanya berbeda. Apabila ongkos marjinal lebih kecil dari ongkos rata-rata per produk maka peningkatan jumlah output akan berakibat pada penurunan ongkos per unit produk. Demikian pula sebaliknya, apabila ongkos marjinal lebih besar dari ongkos rata-rata maka peningkatan output akan mengakibatkan peningkatan ongkos per unit produk 5. Faktor-Faktor Ekonomi Teknik 1. Faktor pembayaran tunggal (single payment, F/P atau P/F).(Reswan A., 2009) a. Faktor jumlah pemajemukan pembayaran tunggal (mencari F bila diketahui P) Formula ini dibuat untuk dapat menentukan jumlah uang yang akan datang F setelah n tahun (periode) dari investasi tunggal (P). Jika uang sejumlah P diinvestasikan saat ini (t = 0) dengan tingkat bunga efektif sebesar i% per periode dan dimajemukkan tiap periode maka jumlah uang tersebut pada akhir periode 1 akan menjadi: F1 = P + bunga dari P = P + Pi = P(1 + i) Pada akhir periode 2 akan menjadi F2 = F1 + bunga dari F1 = P(1 + i) + P(1 + i)i = P(1 + i) (1 + i) = P(1 + i)2 Senada dengan itu, pada akhir periode 3 akan menjadi : F3 = F2 + F2 i = P(1 + i)2 + P(1 + i)2 i = P(1 + i)2 (1 + i) = P(1 + i)3 dengan analogi di atas maka pada akhir period ke-N jumlah uang tersebut menjadi F = P(1 + i)N Faktor (1 + i)N dinamakan faktor jumlah pemajemukan pembayaran tunggal (sigle payment compound amount factor, SPCAF) dan akan menghasilkan jumlah F dari nilai awal sejumlah P setelah dibungakan secara majemuk selama N periode dengan tingkat i% per periode. Jelasnya, SPCAF bisa didefenisikan sebagai berikut: F/P = (1 + i)N Persamaan ini juga dinyatakan sebagai berikut: F/P = (F/P, i%, N) Yang artinya adalah kita ingin mendapatkan F dengan mengetahui nilai P, i% dan N. dengan demikian, persamaan tersebut juga bisa diekspresikan dengan: F = P(F/P, i%, N) Dengan melakukan perumusan seperti ini maka dengan mudah kita akan mendapatkan nilai-nilai F pada berbagai nilai P, I dan N yang berbeda karena factor (F/P, i%, N) telah tersedia dalam bentuk tabel untuk berbagai nilai I dan N. b. Faktor nilai sekarang dari pembayaran tunggal (mencari F bila diketahui P) Kita bisa menulis persamaan P dari persamaan sebagai berikut: Faktor yang berada dalam kurung dinamakan faktor nilai sekarang pembatyaran tunggal (single-payment present worth factor = SPPWF), atau sering hanya disebut faktor nilai sekarang. Faktor ini memungkinkan kita menghitung nilai sekarang dari suatu nilai F dan N periode mendatang bila tingkat suku bunga yang berlaku adalah i%. Faktor SPPWF secara fungsional dapat dinyatakan dengan (P/F, i%, N), artinya kita ingin mendapatkan P dengan mengetahui nilai F, i%, dan N. oleh karenanya, persamaan di atas dapat diekspresikan dalam bentuk fungsional sebagai berikut: P = F(P/F, i%, N) Harga kedua faktor di atas (SPCAF dan SPPWF) pada dasarnya saling berkebalikan pada I dan N yang sama. Hal ini dapat dirumuskan secara matematis: atau (8) Penting untuk ditekankan bahwa kedua jenis rumus yang diturunkan di atas merupakan rumus pembayaran tunggal, yang mana rumus ini hanya digunakan untuk mendapatkan nilai sekarang atau nilai mendatang bila hanya 1 pembayaran atau penerimaan diketahui. 2. Sinking fund factor dan uniform-series compound-amount factor (F/A dan A/F) Faktor ini bertujuan untuk mencari pembayaran tunggal di masa yang akan datang dari investasi seragam yang dilakukan atau pembayaran seragam dari investasi tunggal yang akan datang dilakukan. a. Faktor pemajemukan deret seragam Diagram alir kas yang menunjukkan deret seragam sebesar A selama N periode dengan bunga i%. Deret seragam yang seperti ini sering disebut dengan annuity. Jika kita meminjam sejumlah yang sama (A) setiap tahun selama N tahun dengan bunga i% maka besarnya pinjaman pada tahun ke N tersebut adalah: F = A + A(1 + i) + A(1 + i)2 + … A(1 + i)N-1 Dengan mengalikan kedua ruas dengan (1 + i) akan diperoleh: F(1 + i) = A(1 + i) + A(1 + i)2 + A(1 + i)3 … A(1 + i)N Apabila kita mengurangkan 2 persamaan di atas dan maka akan didapatkan: F(1 + i) - F = A(1 + i)N – A atau F(1 + i - 1) = A[(1 + i)N – 1] atau Faktor ini dinamakan faktor pemajemukan deret seragam (Uniform Series Compound Amount Factor = USCAF) dan dapat dinyatakan secara fungsional dengan: atau F = A(F/A, i%, N) b. Faktor singking fund deret seragam Faktor ini adalah kebalikan dari USCAF. Dari persamaan F bisa ditulis: atau Persamaan di atas menunjukkan faktor singking fund deret seragam (Uniform Series Singking Fund Factor = USSFF). Dalam bentuk lain dapat juga dinyatakan: atau A = F(A/F, i%, N) Dengan persamaan ini kita akan bisa mencari A jika nilai F, I dan N diketahui. 3. Uniform-series present worth factor dan capital recovery factor (P/A dan A/P) Faktor ini bertujuan untuk pembayaran tunggal dari investasi seragam yang dlakukan atau pembayaran seragam dari investasi tunggal yang dilakukan. a. Faktor nilai sekarang deret seragam (mencari P jika diketahui A) Faktor ini digunakan untuk menghitung nilai ekuivalen pada saat ini jika aliran kas seragam sebesar A terjadi pada tiap akhir periode selama N periode dengan tingkat bunga i%. dari persamaan (2) F/P = (1 + i)N dan persamaan akan diperoleh persamaan baru dengan proses substitusi sebagai berikut: atau atau dan Faktor ini dinamakan nilai sekarang dari deret seragam (Uniform Series Present Worth Factor = USPWF), yang mana dapat juga ditulis sebagai berikut: atau P = A(P/A, i%, N) b. Faktor pemulihan modal deret seragam (mencari A jika diketahui P) Faktor ini adalah kebalikan dari USPWF, yaitu untuk mengkonversikan suatu nilai sekarang pada nilai seragam pada suatu periode tertentu (N) jika tingkat bunga diketahui sebesar i%. jika melihat kembali persamaan P maka bisa ditulis sebagai berikut: atau Faktor ini dinamakan faktor pemulihan modal deret seragam (Uniform Series Capital Recovery Factor = USCRF) atau faktor amortisasi dan bisa juga dinyatakan dengan: atau A = P(A/P, i%, N) Pembahasan ini dihadapkan pada aliran kas yang teratur dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi secara seragam dari periode ke periode. Kenyataaanya kita mungkin sering menghadapi aliran kas yang terjadi secara tidak teratur, dimana besarnya aliran kas netto pada setiap periode tidak memiliki pola yang teratur. Untuk menangani permasaahan yang seperti ini biasanya kita harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau ke akhir periode sehingga kita akan mendapatkan nilai total dari P, F, atau A dari aliran kas tersebut. Tabel 1.1. Ringkasan faktor konversi diskret Nama Faktor Untuk mendapatkan Diketahui Simbol Rumus SPPWF P F (P/F,i%,N) SPCAF F P (F/P,i%,N) (1 + i)N USPWF P A (P/A,i%,N) USCRF A P (A/P,i%,N) USCAF F A (F/A,i%,N) USSFF A F (A/F,i%,N) 6. Prinsip-Prinsip Ekonomi Teknik Prinsip-prinsip ekonomi Teknik dapat dijabarkan sebagai berikut:(Pujawan, 2009) 1. Membuat alternatif (keputusan) Pemilihan keputusan diantara alternatif-alternatif perlu diidentifikasi dan kemudian didefinisikan untuk analisis-analisis selanjutnya. 2. Menfokuskan pada perbedaan-perbedaan Jika semua alterntif tepat dan sama, maka tidak ada dasar dan perlunya perbandingan. 3. Menggunakan sudut pandang yang konsisten Hasil-hasil yang prospektif dari alternatif-alternatif harus dikembangkan secara konsisten dari sudut pandang yang telah didefinisikan. 4. Menggunakan suatu pengukuran ukuran umum Dengan menggunakan satu pengukuran umum untukmenghitung sebanyak mungkin hasil-hasil prospektif akan mempermudah analisis dan perbandingan alternatif yang didapat. 5. Mempertimbangan kriteria yang relevan Pemilihan alternatif yang disukai perlu menggunakan satu atau beberapa kriteria. Proses keputusan ini harus mempertimbangkan baik hasil dari suatu pengukuran. 6. Membuat tugas dari suatu ketidakpastian Ketidakpastian terkadang langsung memproyeksikan atau memperkirakan hasil-hasil alternatif di masa mendatang dan harus dikenali dalam analisis dan perbadingannya. 7. Meninjau kembali keputusan Memperbaiki hasil keputusan terhadap hasil dari suatu proses penyesuaian diri tehadap yang dapat dipraktekkan secara luas.